Bismillahirrahmanirrahim..
Segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
sehingga mampu membedakan antara yang haqq dan bathil. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad shalallaahu ‘alahi wa
sallam, keluarga, sahabat-sahabiyah, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan orang-orang
yang senantiasa mengikuti mereka sampai kelak datangnya hari kiamat.
Sedangkan sebelum datangnya Islam,
wanita dijadikan barang dagangan yang murah dan hina, bagaikan perhiasan yang
tidak ada nilainya. Hina di mata walinya, hina di mata keluarganya, serta
dihinakan oleh masyarakat. Ia juga
diperlakukan seperti binatang bahkan perlakuan mereka terhadap binatang lebih
baik daripada memperlakukan wanita.
Untuk itu, Islam adalah benteng
wanita yang amat kokoh dalam memelihara kesucian, rasa malu hingga kemuliaannya.
Dalam menjaga ketiga hal tersebut, apa yang harusnya dilakukan dan dimiliki
oleh seorang muslimah? Berikut 6 sifat wanita terbaik yang dapat menjadi kunci
menjadi muslimah ideal.
Menutup aurat
Wanita terbaik itu menutup auratnya.
Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan, menurut
pendapat terkuat di antara pendapat para ulama. Allah Ta’ala berfirman,
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka
mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Al Ahzab: 59).
Allah
Ta’ala juga berfirman,
“Katakanlah kepada wanita yang
beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.”
(QS. An Nuur: 31).
Berbusana dengan memenuhi syarat
pakaian yang syar’i
Wanita
yang menjadi idaman sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini
yang disarikan dari berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah.
·
Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh
(termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.
·
Syarat kedua: Bukan memakai pakaian
untuk berhias diri. Allah Ta’ala berfirman, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj
seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33).
·
Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan
tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
·
Syarat keempat: Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu
Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Seorang perempuan yang
mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau
harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR.
An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’
no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
·
Syarat kelima: Tidak menyerupai pakaian
pria atau pakaian non muslim.
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah
melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.”
(HR. Bukhari no. 6834)
Di antara yang diteladankan oleh
para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh
menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang
mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan
wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah
kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah
terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).
Dari Abdullah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan
perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di
dalam rumahnya”. (HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa sanad hadits ini shahih)
Memiliki rasa malu
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari no. 6117
dan Muslim no. 37, dari ‘Imron bin Hushain.)
Kriteria ini juga semestinya ada pada
setiap wanita. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik
seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang
bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan
tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan
orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang
banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata:
“Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami
tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu
memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut
umurnya”. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.”
(QS. Qashash: 23-24). Lihatlah bagaimana
bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum
lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman
sekarang ini!
Taat dan menyenangkan hati suami
Istri
yang taat pada suami, senang dipandang dan tidak membangkang yang membuat suami
benci, itulah sebaik-baik wanita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia
berkata, pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab
beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami
jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga
membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). Begitu pula tempat seorang
wanita di surga ataukah di neraka dilihat dari sikapnya terhadap suaminya,
apakah ia taat ataukah durhaka.
Menjaga kehormatan, anak, dan harta
suami
Allah
Ta’ala berfirman: ”Sebab itu maka wanita
yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada” (QS. An Nisa’: 34). Ath Thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya
(6: 692), “Wanita tersebut menjaga
dirinya ketika tidak ada suaminya, juga ia menjaga kemaluan dan harta suami. Di
samping itu, ia wajib menjaga hak Allah dan hak selain itu.”
***
Jika kita melihat akan
keutamaan-keutamaan yang diberikan Allah untuk kaum wanita maka jelaslah bahwa
wanita merupakan tumpuan dasar kemuliaan suatu masyarakat bahkan negara. Semoga
kita menjadi The Real Muslimah
seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam “ Dunia
adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah.” (HR.
Muslim)
Demikianlah kunci sukses menjad
wanita terbaik, semoga bermanfaat dan dapat diamalkan aamiin. Wallahu ‘alam.
Referensi:
Abduh,
Muhammad. 2014. 8 Sifat Wanita Terbaik. Yogyakarta:
Artikel Muslim.or.id
Komentar
Posting Komentar