Langsung ke konten utama

Book Review; Mumpung Kita Masih Muda

Bismillah...

    Bertemu kembali dengan blog Muslimah's Days Out. Hari ini sudah baca artikel atau buku apa? Toshhh dulu dong untuk teman-teman yang tetap setia membaca buku walau fasilitas online tersebar dimana-mana. Memang memaksakan membaca di tengah rasa malas itu butuh effort yang lebih, tetap semangat ya guys! Konten "review book" untuk blog ini memang sengaja kubuat. Aku berharap sekali hal sederhana ini mendorong orang lain untuk tertarik membaca buku. Dan bagi kamu yang sudah hobi membaca buku, semoga konten tulisanku bermanfaat saat kamu mencari referensi bacaan baru. Barangkali ingin membelinya atau pinjam juga boleh hehehe......
***

    Buku karya Nana W. el-Fariez yang diterbitkan oleh Pro-U Media resmi memiliki tempat di rak bukuku pada tanggal 5 September 2019. Wah, ternyata sudah empat bulan aku bersamanya.Dia hampir tiap hari menjadi barang bawaan dalam tasku karna ukuran buku ini sangat mudah dibawa kemana-mana. Tebalnya 191 halaman tapi asli deh kamu pasti suka dengan buku Mumpung Kita Masih Muda karna ukurannya yang mini.
 
Sampul depan
Sumber: dokumentasi pribadi

    

Buku ini bikin Fitrah tertarik membelinya karna apa? Mari kita mengulasnya, happy reading!

Menurutku kekuatan buku ini terletak pada judulnya. Diksi kata yang dipilih oleh penulis memberikan energi positif pada pembaca. Ia meyakinkan kita untuk lebih berbangga diri sebagai seorang syabab (pemuda), oleh sebab itu, jangan sampai kita melewatkan masa energik ini dengan hal yang biasa- biasa saja.  Ditambah lagi, dua kalimat pemantik pada bagian cover "Mumpung muda, ayo jangan setengah-setengah dalam berkarya. Sobat muda, dunia menunggu kita". Lalu, reaksiku bagaimana saat membaca kalimat pemantik itu? Jelas aku langsung bergumam dalam hati " Eh iya, bener! Nggak boleh setengah-setengah berkarya apalagi untuk dakwah!"
Tapi, sampai detik ini aku masih bingung juga sih apa makna simbolik dari kedua tangan diatas, kenapa harus warna biru dan merah ya? Kalau kamu menangkap maksud penulisnya, jangan sungkan membagi hasil nalarmu di kolom komentar😊

Sampul belakangnya berisi sinopsis dari buku Mumpung Kita Masih Muda. Penulis mengajak kita melangkahkan kaki sebagai anak muda yang hebat, brilian, tangguh, jadi andalan keluarga, plus sukses dunia dan akhirat. Caranya gimana? Ketakwaanlah yang menjadi landasannya dan kamu bisa mengambil tips dari dalam buku ini. Selain dari judulnya, buku ini masyaa Allah sangat menggambarkan alur hidup anak muda yang suka galau dengan dirinya sendiri. Tentang siapa dia, cara menjalani aktivitasnya, hijrah harus diawali dari mana, sekolah yang bener bisa dapat apa, membangun mimpi dan mewujudkannya caranya bagaimana, dan lainnya apik banget Kang Nana mengulasnya. Ditulis secara runut pula. Kelihatannya, pola tulisan yang digunakan dalam buku ini  adalah menjelaskan masa muda secara general lalu  ke hal-hal yang khusus.


Sampul belakang 
 Sumber: dokumentasi pribadi

Eh tahu tidak, aku sedikit jenuh saat membaca buku ini di awal-awal. Karna aku merasa 4 sub-babnya dikhususkan untuk anak yang baru masuk masa baligh (remaja). Sedangkan untuk orang seusiaku, sepertinya wawasan tentang itu telah banyak diulas pada referensi lain. Walaupun begitu ,teman-teman jangan meremehkan tulisan orang lain hanya karna kamu merasa bosan telah mendapatkan informasi yang serupa. Menurutku sih, membaca pun tetap butuh merendahkan hati. Bukan hanya saat menuntut ilmu secara langsung saja. Sebab tulisan itu jika topik yang diulas sama, tetap ada sisi perbedaannya. Apa itu? Ya, sudut pandang penulis dan gaya bahasanya. Cara orang berfikir kan beda-beda berarti cara ia menuangkan gagasan pun berbeda. 


Etss, tenang! Sub-bab selanjutnya asli seru dan menyenangkan. Sekali baca, dalam 3 jam kamu akan langsung sampai pada bab-bab terakhir. Bagian favoritku adalah bersahabat dengan masjid, menjadi remaja terbaik, sekolah saja tidak cukup, terjebak dengan nilai akademis, dan bermimpilah kita kan sudah baligh. Aku bahas sedikit ya bagian-bagian favorit dalam buku ini😀

 Sumber: dokumentasi pribadi


1. Bersahabat dengan Masjid
Bersahabat dengan masjid bukan berarti tembok dan dinding disana harus kamu peluk erat-erat loh, nanti malah dikira orang gila hehehe. Jadi.. part ini menjelaskan bahwa tempat-tempat yang kita datangi sedikit banyaknya tentu akan berpengaruh terhadap diri kita. Membaca bab 9 akan membuatmu mendeteksi diri sendiri apakah kamu anak muda yang hatinya terpaut dengan masjid atau tidak 

2. Menjadi Remaja Terdidik
Berikan tepukan gemuruh pada bagian ini, asli ulasannya mengantarkanku lebih pede belajar tanpa mengenal ruang dan waktu. Kamu menemukan orang yang kutu buku? Kang Nana membahas itu disini! 

Untuk ulasan terakhir yang paling ter ter ter, alias BEST PART, yaitu "Bermimpilah! Kita kan Sudah Baligh"
                     
Ramuan mimpiku juga diotak-atik saat membaca bab tersebut. Jadinya punya semangat baru karna ada resep yang inovatif. Ahh aku dibuat melting lagi dengan shiroh. Sebelum penulis menjelaskan how to reach your goals, pembaca disuguhkan dengan sosok ideal yang kepiawaiannya tak lekang oleh zaman. Ayo siapa? Bab ini ada dua tanda 💗 yang kutulis pada paragraf tertentu. Simbol itu biasanya kugunakan jika menemukan bacaan yang membuatku sangat tersentuh. 

  Sumber: dokumentasi pribadi

Sangat mudah untuk mengatakan buku ini recomended dibaca. Insyaa Allah kamu akan mudah memahami isi Mumpung Kita Masih Muda karna sangat easy reading. Nampaknya penulis memang ingin sekali mendekati anak muda dengan bahasa yang santai. 

"Memang kita terlalu pintar beralasan. Orang muda banyak menunda-nunda ibadah, sementara orang tua tampil menyesal dengan usianya"- Mumpung Kita Masih Muda


Mulailah perubahan kecil dengan membaca buku ini. Ingin meminjamnya? Boleh sekali, dengan senang hati... Ayo booking antrian!

Syukron katsiran.

Komentar