Tiap Generasi, Beda Gaya Komunikasi Sob! (Perspektif Fenomenologi Komunikasi Berdasarkan Teori Generasi)
Berkomunikasi. Source:unsplash
Halo, assalamu'alaykum... edisi Agustus kita awali dengan artikel Fenomenologi Komunikasi ya! Berbicara tentang fenomenologi komunikasi, mungkin kedengarannya asing apalagi background pendidikan kita bisa jadi berbeda. Nah, fenomenologi komunikasi sendiri merupakan hasil adopsi dari nama komunikologi. Ia adalah ilmu yang mempelajari berbagai gejala sosial sebagai akibat dari proses komunikasi massa, komunikasi kelompok, dan komunikasi antar pribadi atau interpersonal.
Hmmm... Kalau lihat judul tulisan ini "Tiap Generasi, Beda Gaya Komunikasi Sob!" kira-kira akan mengulik generasi apa? Gejala sosialnya apa coba? Banyak pertanyaan harusnya buat kita makin betah untuk membaca.
***
Proses komunikasi |
" Welcome to Zaman Now" sebuah subjudul di halaman 10 yang kutemukan pada buku Public Relations in The Age of Disruption, karya Agung Laksamana (Ketua Perhumas Indonesia dan praktisi senior Public Relation) dan itu sangat erat dengan apa yang terjadi hari ini. Jujur, aku pribadi merasa perubahan sosial dan kemajuan teknologi komunikasi digital semakin hari menggeser interaksi bahkan menciptakan jurang komunikasi. Kalau ada jurang seperti itu, rambu hati-hati harus segera di pasang ya berarti.
Seringkali masalah membangun pertemanan, menjaga hubungan sosial dan sesuatu yang berkaitan dengan interaksi sosial terjadi karena perbedaan gaya komunikasi. Ya tidak bisa dipungkiri jurang komunikasi tercipta karena jarak generasi yang berbeda. Alright, tiap generasi tersebut diklasifikasikan dalam Teori Generasi. Inilah teori yang menjadi 'primadona' untuk memahami gaya tiap generasi.
Kamu pasti sering mendengar istilah millenial kan? Bisa jadi kamu sering disematkan gelar tersebut, tapi tunggu deh.. Pernah bertanya istilah itu muncul darimana? Tepatkah jika kamu dikatakan generasi millenial? Millenial bukanlah sebuah kata gaul atau trend yang sedang merebak dibicarakan tapi dia adalah konsep atas suatu generasi. Karl Manheim, sosiolog berkebangsaan Hungaria, merupakan orang pertama yang mengklasifikasikan perkara generasi ini melalui esainya yang berjudul The Problem of Generations dan dipublikasikan tahun 1923. Ia mengatakan generasi sebagai sekelompok individu pada usia sepantaran mereka yang mengalami peristiwa historis dalam jangka waktu sama.
Generasi Millenial. Source: unsplash |
Esai Manheim kemudian memberi pengaruh pada kajian ilmu sosial selanjutnya. Perang Dunia II merupakan peristiwa besar yang saat itu menjadi tonggak penting dalam pengklasifikasian generasi. Berawal dari dua orang sejarawan Amerika Serikat, William Strauss dan Neil Howe, mereka menelusuri teori generasi dalam sejarah AS. Hasilnya terangkum dalam buku Generations: The History of America's Future, 1584 to 2069 yang terbit pada 1991.
Staruss dan Howe mempublikasikan buku keduanya pada tahun 1993 yang berjudul 13th Gen:Abort, Retry, Ignore, Fail? yang menjelaskan generasi kelahiran 1961-1981 sebagai Gen-Xers disebut generasi ke-13 terhitung sejak Amerika Serikat resmi menjadi sebuah negara. Lalu pada 2000 Strauss dan Howe juga mengeluarkan sebuah buku dengan judul Millenials Rising: The Next Generation yang meneliti mengenai kepribadian mengenai Gen Y. Asli pengen punya hardcopy buku itu, dapat dimana ya?😭
Jadi... Teori Generasi (Generation Theory)-lah yang memperkenalkan istilah traditionalist, baby boomers, generasi X, Y (millenial), Z dan alpha serta segala sesuatu terutama yang berhubungan dengan perilaku, gaya hidup, profesi, budaya yang sering dikaitkan dengan ciri-ciri dari generasi-generasi tersebut kepada kita hari ini. Maka jelas, gaya komunikasi tiap generasi pun berbeda.
Biar nggak kikuk, coba cek kamu sebenarnya generasi apa. Pahami karakteristik generasimu dan generasi lain agar gaya komunikasi dapat tercipta dan beradaptasi pada ruang interaksi yang baik. Yuk, aku ulas di bawah ya!
Berdasarkan Teori Generasi ada enam (6) generasi yang lahir setelah perang dunia kedua dan berhubungan dengan masa kini, yaitu:
a. Traditionalist (1928-1945), generasi yang lahir pada saat Perang Dunia I, dimana Indonesia masih dalam kondisi dijajah oleh Belanda dan Jepang, era dimana muncul gerakan pemuda (Sumpah Pemuda) dan gerakan perserikatan organisasi secara nasional (Syarikat Islam, Budi Utomo, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan sebagainya). Disebut juga era Proklamasi menandakan lahirnya Negara Kesatuan Indonesia, semangat perjuangan dan kemerdekaan.
b. Baby Boomer (1946–1964), generasi yang lahir setelah Perang Dunia II yang dampaknya masih terasa dalam beberapa tahun di setiap negara terutama yang terlibat langsung. Era ini merupakan masa awal pertumbuhan politik, ditandai masih adanya gejolak pertentangan ideologi yang ingin dipakai di negara yang baru saja lahir, seperti adanya pemberontakan Darul Islam (DI/TII) tahun 1949, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRII)/ Permesta tahun 1958, Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965. Generasi ini dianggap sebagai generasi yang mempunyai pengalaman hidup dalam dinamika perubahan politik yang cepat.
Perbedaan generasi baby boomer dan millenial. Source; Tirto.id |
d. Generasi Y/millenial (1977-1998), era ini adalah kelanjutan kekuasaan Orde Baru, namun akumulasi dari tekanan sistem otoriter akhirnya membuat suatu perlawanan mulai dari protes-protes perorangan sampai dengan gerakan massal yang dipelopori mahasiswa. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan lahirnya media sosial di mulai dengan munculnya Bulletin Board System (BBS) pada tahun 1978.
e. Generasi Z (1999-2012), ini disebut era Reformasi, setelah penggulingan kekuasaan Orde Baru. Era ini ditandai dengan kebebasan berpendapat dan pers. Generasi yang lahir pada era ini disebut juga i- Generation, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan smartphone, browsing dengan Personal Computer (PC), dan mendengarkan musik menggunakan headset sambil sibuk sendiri dengan gadget pribadi.
f. Generasi Alpha (2013-2025), di era ini ada fenomena yang muncul dengan munculnya tokoh-tokoh yang berbeda dan baru. Generasi yang lahir sesudah generasi Z, lahir dari generasi X akhir dan Y. Generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar, rata-rata memiliki orang tua dengan tingkat perekonomian yang sudah mapan, terdidik dan menguasai berbagai teknologi elektronik dan komunikasi.
Generasi Alpha. Source: koalahero.com |
1. Gaya Komunikasi generasi X https://parent.binus.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/Generasi-X-Y-Z.pdf
2. Gaya Komunikasi generasi Y (millenial) https://communication.binus.ac.id/2019/01/22/gaya-komunikasi-generasi-millennial/
3. Gaya Komunikasi generasi Z https://binus.ac.id/malang/2018/02/fenomenologi-komunikasi-generasi-z/
Masalah komunikasi memang tak selalu bisa diatasi. Karena proses komunikasi adalah sesuatu yang dinamis sehingga akan selalu berubah seiring situasi dan kondisi yang ada. Tapi, 'mis komunikasi' bisa diatasi dengan niat baik untuk saling memahami. Pesan yang baik harus bergandeng dengan konten yang baik. Pemilihan sarana komunikasi (channel) dalam menyampaikan suatu pesan merupakan salah satu unsur dalam komunikasi.
Komunikasi tak hanya membaca apa yang tersurat, namun ia juga dapat memahami yang tersirat. Dan dalam proses pemaknaan itu, baik simbol verbal dan nonverbal, hal itulah yang membuat aku semakin jatuh cinta untuk memilih studi ini saat kuliah. Semoga tulisan ini bermanfaat, kini kamu bisa beradaptasi dengan berbagai generasi. Yuk berkomunikasi dengan penuh empati!
Terima kasih sudah rajin membaca! Hehehe
REFERENSI*
https://kumparan.com/kumparanstyle/dari-baby-boomers-hingga-linkster/full (Diakses pada tanggal 6 Agustus 2020 pukul 22.17 WITA)
https://swa.co.id/swa/my-article/gegar-komunikasi-lintas-generasi (Diakses pada tanggal 6 Agustus 2020 pukul 23.22 WITA)
Azma, Zaitul. Kamarudin, Kamariah.et.al. 2019. Adakah Teknologi Digital Menghalangi Kecakapan Berkomunikasi Antara Generasi?. Selangor; PASAK4 Universiti Islam Antarabangsa.
Shahreza, Mirza. 2017. Komunikator Politik Berdasarkan Teori Generasi. Tangerang; Journal of Communication FISIP Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Komentar
Posting Komentar